Monday 5 December 2016

Kinil Giliran Peternak Sapi Perah Tuntut Harga Susu Segar yang Rasional


Susu adalah bahan makanan yang kaya gizi serta begitu diperlukan semuanya susunan orang-orang. Negara yang maju yaitu negara yang peternakannya maju serta negara yang maju orang-orangnya suka minum susu. Hal itu tidak bisa dipisahkan, lantaran susu adalah bahan makanan yang kaya gizi menyehatkan serta mencerdaskan anak bangsa.

Belakangan ini susu jadi bahan kabar berita beragam mass media, dengan gosip pokok meningkatnya harga jual product susu dari pabrik. Infovet mengemukakan nada dari Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) yang berupaya memberi info kemasyarakat luas mengenai persoalan itu.

Hingga selama ini produksi susu dalam negeri baru dapat penuhi 30% keperluan bahan baku susu fresh Industri Pengolah Susu (IPS), sedang yang 70 persen lagi IPS mesti mengimpor dari beragam negara. Disamping itu mengkonsumsi susu orang-orang Indonesia baru 7, 5 kg/kapita/th., begitu jauh apabila di banding negara lain tingkat regional ASEAN.

Pertanyaannya mengapa produksi susu dalam negeri cuma dapat penuhi 30% keperluan IPS? Hal itu dapat berlangsung lantaran sampai kini peternakan sapi perah belum menarik ketertarikan banyak investor yang disebabkan rendahnya harga susu fresh yang di terima oleh peternak. Dapat disebutkan peternak sapi perah belum dapat nikmati dari akhirnya beternak.

Puncaknya, peternak di daerah spesifik yang terasa susu dari sapi perahnya tidak lagi untungkan dari yang semestinya di jual ke koperasi lalu mengalihkan susunya untuk mengkonsumsi pedetnya serta yang lebih tragisnya sapi perah dialih manfaatkan untuk pedaging dengan kata lain dipotong.

Sekarang ini harga susu fresh ditingkat peternak sekitar Rp 2. 400 sampai Rp 2. 600 per liter susu fresh. Disamping itu harga susu dunia per liter sekitar pada Rp. 6. 000-an. Kenapa IPS beli susu fresh dari peternak kita tambah lebih murah apabila dibanding dengan mereka beli susu fresh dari luar? Pastinya tidak semata lantaran pertimbangan perbandingan kwalitas susu dalam serta luar negeri kan.

APSPI lewat ketuanya H Masngut Imam S mengusulkan kalau baiknya untuk menghidupkan semangat beberapa peternak sekalian tingkatkan kesejahteraan peternak sapi perah, harga susu fresh dalam negeri hingga IPS selisihnya 10% - 20% di bawah harga susu dunia dengan prasyarat kwalitas yang sama. Dengan harga susu dunia per liter Rp 6. 000 jadi harga susu fresh dalam negeri hingga IPS mesti dibeli Rp 3. 800 – Rp 4. 200. Dengan harga itu sesungguhnya beberapa IPS dapat, kenyataannya IPS masihlah impor sejumlah 70% dari keseluruhan keperluan bahan bakunya dengan harga Rp 6000/liter. Hingga jika beli susu fresh dalam negeri seumpama Rp 4. 200/liter, IPS masihlah ada selisih cost pengadaan bahan baku Rp 1. 800/liter apabila dibanding dengan impor.

IPS sendiri harus juga memperhitungkan cost yang perlu di keluarkan oleh beberapa peternak untuk membuahkan satu liter susu. Dengan harga susu fresh ditingkat peternak minimum Rp. 3. 000 bakal begitu mendorong semangat beberapa peternak sapi perah untuk selalu memberi populasi serta berikan motivasi pihak lain untuk turut beternak sapi perah serta bakal menarik ketertarikan beberapa investor maupun perbankan manfaat membiayai peternakan sapi perah yang selanjutnya bakal tingkatkan produksi susu nasional.

“Permintaan kami supaya harga susu fresh dalam negeri cuma terpaut 10% – 20% di bawah harga susu dunia. Kami menginginkan IPS dalam memastikan harga susu fresh dalam negeri butuh memperhitungkan cost yang di keluarkan oleh peternak untuk membuahkan satu liter susu fresh, hingga harga yang di terima peternak bakal layak. Sedang masuknya susu impor dari Malaysia kami tak mempersoalkan dari Negara manapun, lantaran kami yakin masuknya susu dari Malaysia pasti telah tercatat pada lembaga berwenang yakni POM dengan label spesifik, ” tutur H Masngut.

Akhir-akhir ini harga susu formula melambung tinggi, hingga bikin orang-orang resah serta lakukan tindakan borong product. Semestinya IPS tak perlu menambah harga sesaat ini, mengingat margin harga jual susu formula sampai kini cukup tinggi jadi dengan tak menambah harga jual masihlah untungkan walau harga susu fresh naik.

Ir Suharto MS Sekjen APSPI memberikan, untuk tingkatkan product susu dalam negeri tak harus mesti impor susu, namun masihlah ada jalan lain yakni memberi populasi dengan jalan impor induk sapi perah. Untuk mensupport bertambahnya populasi, peternak sapi perah yang telah ada harus juga berperan sebagai pembibit sapi perah, pedet yang mereka hasilkan mesti diarahkan jadi induk sapi perah yang baik.

“Diseleksi dari pertama yang penuhi persyaratan dibesarkan untuk calon induk, sedang yg tidak baik ataupun pedet jantan segera diarahkan sebagai sapi potong, hal semacam ini dapat menolong untuk penuhi keperluan daging serta mensupport program kecukupan daging 2010, ” terang Suharto.

Selanjutnya Suharto menuturkan, usaha pembibitan sapi perah dinilai tak menarik untuk investor yang dikarenakan oleh nilai investasi cukup tinggi dengan nilai keuntungan yang begitu tidak tebal. Karenanya kami mengusulkan ke semuanya Pemerintah Daerah yang ada sapi perahnya agar bisa menyisihkan APBDnya sebesar 1- 2% untuk diinvestasikan di bagian sapi perah. Teknisnya yaitu utang lunak berjangka panjang, dari 1-2 persen itu dibagi lagi jadi dua. Di mana setengahnya untuk membiayai pembibitan serta setengahnya lagi untuk program rearing (pembesaran pedet).

Baca juga:

Dengan cara tehnis Suharto menerangkan usulannya lebih detil, “Untuk program pembibitan bunga yang kami usulkan yaitu sebesar 5% per th. dengan periode waktu pengembalian 5 th., sedang untuk program rearing sebesar 6% per th. dengan periode waktu pengembalian 3 th.. Lantaran dana itu bersumber dari APBD yang hakekatnya punya rakyat, jadi dana itu mesti dapat kembali pada kas negara sesuai sama jadwal. Karenanya yang bisa meminjam dana itu mesti penuhi sebagian prasyarat yakni 1) peternak memiliki pengalaman, 2) mempunyai sapi serta kandang, 3) mempunyai jaminan dapat berbentuk sertifikat maupun yang lain serta 4) mempunyai ijin usaha. ”

Sebagai penutup APSPI menghimbau ke semuanya orang-orang supaya tak cemas merespon naiknya harga susu pabrikan, toh yang naik cuma product susu type formula yang lebih dikhusukan pada bayi, sedang type yang lain tak alami kenaikan.

Karenanya anjuran APSPI apabila susu formula harga nya selalu melambung jadi baiknya berilah ASI (air susu ibu) hingga bayi usia 1 th., jangan sampai malas untuk menyusui bayi. Sesudah bayi usia 1 th. berilah product susu yang harga nya lebih terjangkau serta murah seperti : susu pasteurisasi, UHT, lebih-lebih susu murni dari sapi,

No comments:

Post a Comment